Saturday, April 30, 2016

Mesin Kompresi Tinggi koq bisa ya isi Bensin Premium??

Mesin Kompresi Tinggi (CR, 11:1) Maunya Minum Premium (RON 88), Kok Bisa Ya….

CR 11 vs ron88

Assalamu’alaikum wR wB
Salam sejahtera buat kita semua, semoga kita semua selamat diperjalanan sampai ke tujuan.
Alkamdulillah ane masih diberi kesehatan dan sedikit waktu luang oleh Allah SWT, untuk menlis sebuah artikel yang merupakan jawaban dari pertanyaan Bro Bonsai Rider, yaitu :
“request artikel dong gan, di Indonesia banyak yang kompressi tinggi macem Vario, CBR, bisa diset minum premium gimana caranya, parah lagi avanza malah 11;1 dan ini terutama di mobil dah berlangsung lama, dan tidak masalah, nah setingannya itu lho gan, gimana, dan yang diset apanya? Mohon pencerahan”.
Nah sebenernya inti dari pertanyaannya (mungkin) adalah : mesin kompresi tinggi kok minumnya premium, apa nggak takut knocking ?
Jawaban dari pemilik kendaraan, “nggak apa2, kan katanya pabrikan “premium ready”.
Jawaban kita selanjutnya (dalam hati),”dasar manusia serakah, udah kaya, bisa beli mobil mewah (konpresi tinggi), tapi maunya minum premium, yg disubsidi pemerintah buat rakyat jelata !!”.
Dan bahan obrolan kita kali ini: Kok ya bisa mesin kompresi tinggi minum bbm ber-oktan rendah (premium : 88) ?
Ok yuk kita bahas, sama-sama.,,

Semua insinyur mesin, keinginannya pasti sama, yaitu menghasilkan mesin dengan efisiensi kerja semaksimal mungkin. Kalo di mesin yang dah kompleks seperti mobil mewah, yang mana sudah mengaplikasikan banyak sensor, banyak actuator dan ECU yang canggih, maka efisiensi tersebut bisa dicapai lewat pengaturan variable2, berdasarkan masukan sensor2 dengan algoritma yang sangat rumit.
Seperti yang pernah kita obrolin disini, mengenai pengaruh perbandingan kompresi (Compression ratio/CR) terhadap kinerja mesin bakar, maka sekarang kita menjadi faham bahwa semakin tinggi CR semakin tinggi pula efisiensi pembakaran mesinnya. Oleh karena itu insinyur mendisain mesin modern dengan CR yang tinggi. Akan tetapi tingginya CR dibatasi oleh “knocking”, yang akan terjadi  jika tidak dimbangi dengan bbm yang memilki ON (octane number) yang memadai. Selanjutnya mari kita bahas tentang knocking, nilai oktan, CR dinamik dan engine management untuk menghasilkan efisiensi kerja mesin yg besar tapi tetep terhindar dari knocking.
KNOCKING
Knocking adalah suara ketukan yang terdengan keluar dari mesin, yang disebabkan sebagian isi silender yang terbakar dengan sendirinya (autoignition) dengan sangat cepat, sebelum pembakaran yang normal (oleh busi) selesai
knocing foto
Kejadian ini mengakibatkan impuls tekanan yang menimbulkan osilasi tekanan dalam ruang bakar, osilasi inilah yang menimbulkan bunyi. Autoignition ini biasanya disebabkan oleh titik2 panas yang terdapat dalam gas di ahir pembakaran (end gas) yg belum terbakar, yg tiba2 meledak akibat tekanan dan suhu yg tinggi sebelum tersentuh api. Tapi tidak semua autoignition menimbulkan knocking (kasuistis). Gambar di bawah ini menunjukkan tekanan hasil pembakaran yg normal, knocking ringan dan knockin berat.
knocing pressure
variabel  utama penyebab terjadinya knockind adalah :
1. Suhu dan tekanan dari end gas
2. Waktu yang tersedia sebelum api datang (membakar end gas).
Dua variable utama ini dipengaruhi oleh variabel2 lain yang sifatnya prektis seperti :
1. Tekanan inlet (jalur masuk udara), semakin tinggi tekanan inlet, semakin banyak campuran udara-bbm yg masuk, tekanan silinder semakin tinggi, kemungkinan knocking semakin tinggi.
2. AFR, nilai AFR mempengaruhi kecepatan pembakaran juga tekanan serta suhu silinder
3. Waktu pengapian, waktu pengapian semakin maju, kompresi silinder semakin tinggi, bila terlalu tinggi akan menimbulkan knocking
4. CR, semakin tinggi CR, tekanan dan suhu silinder semakin tinggi, kemungkinan knocking semakin tinggi.
5. RPM, pada rpm rendah, siklus berlangsung lama, sehingga terjadi peningkatan suhu dan tekanan dalam waktu lama, dan end gas memiliki waktu yg cukup untuk autoignition.
6. Model pemasukan udara, turbulen dan pusaran mengakibatkan campuran lebih homogen sehingga mempercepat pembakaran, kemungkinan knocking semakin rendah.
7. Geometri chamber (ruang bakar), bentuk umum chamber telah memposisikan busi dengan baik, semakin kecil area ujung api dan semakin jauh jarak yang harus ditempuh ujung api untuk membakar eng gas, kemungkinan knocking semakin tinggi.
8. Temperatur awal, semakin tinggi temperature awal kemungkinan knocking semakin tinggi.
NILAI OKTAN
Nilai oktan bbm ditentukan oleh seberapa besar % dari iso-oktana (RON:100) dibanding n-heptana(RON:0). Bisa juga bensin dicampur dengan ethanol (RON:107), untuk meningkatkan nilai oktannya. Semakin tinggi nilai oktan, semakin tahan terhadap kompresi dan kemungkinan terjadinya knocking semakin kecil.
knocing limit
Dari gambar ini terlihat semakin tinggi nilai RON, CR mesin bisa semakin tinggi karena batas terjadinya knocking juga semakin tinggi. Pertamax Cuma diizinkan untuk CR 6,9-7, kok kecil banget ???
Dan karakteristik bbm lainnya terhadap kompresi dapat dilihat di table ini
fuel RON
RASIO KOMPRESI DINAAMIS (DYNAMIC CR)
Dalam spesifikasi engine kendaraan selalu kita dapatkan tulisan perbandingan kompresi 9:1, 10:1, 11:1 dll (dikenal sebagai CR statis), tapi kenyataannya boleh menggunakan bbm dengan ron rendah (mis : Premium RON:88), padahal kalau kita amati gambar di atas, nggak mungkin mesin dengn CR 11:1 berbahan bakar premium(88).
Menurut ane nih, peristiwa pembakaran di silinder tidak berada pada kompresi seperti yg tertulis di brosur, CR=(v.ruang bakar+v.ilinder)/v.ruang bakar, tetapi dipengaruhi juga oleh kondisi klep in dan ex. Dimana volume silinder dihitung mulai dari ketinggian piston ketika semua klep tertutup, sehingga kompresi sesungguhnya  (CR dinamis) menjadi lebih kecil daripada yg tertulis di brosur. Besarnya CR dinamis ini ditentukan oleh durasi noken as dan panjang stang piston.
DCR
Gambar diatas menunjukkan tinggi piston jika klep tertutup di 250, 275 dan 300 derajad (BDC=180 derajad).
ENGINE MANAGEMENT
Bila dilihat dari 2 penyebab knocking,  yakni penggunaan bbm dengan nilai oktanyang rendah sementara CR mesin tinggi, kita jadi mikir, kok bisa ya (kendaraan di Indonesia), CR tinggi pake RON rendah?
Kalo kita ambil contoh kasus CB150R, kok bisa minum premium ? Kata petiggi AHM, telah dilakukan modifikasi nokenas dan waktu pengapian.
1. Modifikasi nokenas/camshaft akan mengubah CR dinamik, sehingga nilai oktan bbm yang diperlukan bisa lebih rendah, dibandingkan jika mengacu pada CR statis (brosur). Makanya jangan heran kalo powernya turun dibandingkan CBR150R, lha memang CR dinamik lebih rendah.
2. Modifikasi pengapian. Waktu pengapian ditentukan untuk mendapatkan pembakaran seoptimal mungkin di setiap rpm, sebisa mungkin untuk mendapatkan MBT (maximum brake torque). Akan tetapi waktu pengapian yg di-set untuk mendapatkan MBT (IgnTime-MBT), sangat rawan knocking, sehingga waktu pengapian di-set sedikit (1%) di bawah/retard IgnTime-MBT, agar terhindar dari knocking.
SA on MTB
Nah untuk kasus CB150R, jika memaksa tetap menggunakan CR dinamis tinggi, maka pengapian harus dimundurkan (retard) atau jika kondisi waktu pengapian tetap tinggi maka CR dinamis harus diturunkan, atau kombinasi dari keduanya
Kondisi ruang bakar cycle to cycle bervariasi dengan perbedaan yg sangat besar, kadang sesuai dengan riding-style seseorang. Perubahan kondisi siklus pembakaran yang drastis terkadang tidak mampu diikuti oleh ECU sehingga terjadi kesalahan pengapian, jika pengapian terlalu maju maka akan menimbulkan knocking, seperti gambar di bawah ini.
over advance SA
Pengapian di Zb menyebabkan knocking, karena terlalu maju, jadi waktu pengapian harus dimundurkan menuju Za.
Dari 2 gambar di atas terlihat bahwa waktu pengapian sangat dipengaruhi oleh rpm (kayaknya perlu dibuatain artikelnya) dan CR mesin. Tapi selain itu masih banyak variable yg harus diperhatikan, daintaranya lambda (AFR relatif), jenis injeksi DI (direct injection) atau PFI (port fuel injection), jenis bbm/oktan, suhu intake (saluran masuk) dan MAP (manifold absolute pressure), seperti grafik2 di bawah ini.
var knock1
var knock2
Dan masih banyak lagi variable lain, yang mungkin kurang signifikan (untuk kita), tapi bagi orang “sono” dianggap penting, yang semuanya dioleh oleh ECU, sehingga menghasilkan proses pembakaran seoptimal mungkin. Kalo ECU nya mobil, kira kaya gini bagannya.
Microsoft Word - Figure_2ndRevised
Jadi kesimpulannya, bisa saja mesin dengan CR 11:1 (tertera di brosur/CR statis) menggunakan Premium (RON:88), tergantung disain mesinnya dan ECU-nya
Ok, sekian obrolan kita, semoga bermanfaat, lebih kurangnya mohon maaf, wassalamu’alaikum wR wB.
sumber:
https://motogokil.com/2013/06/28/nyok-ngobrolin-mesin-mesin-konpresi-tinggi-cr10-maunya-minum-premiun-ron-88-kok-bisa-ya/


,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,



Teknik Kompresi Vs Bahan Bakar

Kompresi Vs Bahan Bakar, Efeknya Irit Duit & Perawatan

 Kamis, 24 Oktober 2013 19:11 WIB

Penulis : Athaya
Foto : Yudi, Athaya


Saat memodifikasi rasio kompresi, pastikan dulu bahan bakar apa yang mau dipakai
Soal rasio kompresi terhadap oktan bahan bakar sudah sering dibahas. Tapi, pengaruhnya terhadap mesin, mungkin masih banyak yang belum tau. Ironisnya, banyak konsumen saat beli motor gak tau itu motor rasio kompresinya berapa dan cocok pakai bensin apa? Pokoknya, asal isi bahan bakar bersubsidi motor bisa jalan, itu wiss dianggap cukup.
“Teknologi kendaraan sekarang ini, baik mobil atau motor terus berkembang. Ada sebagian yang kalau diisi bensin bersubsidi (Premium), akan membuat performanya kurang maksimal. Bahkan bisa bikin mesin cepat rusak,” terang Waljiyanto, Commercial Retail Fuel Marketing Manager PT Pertamina (Persero).
Makanya pabrikan motor, tak jarang menganjurkan konsumennya untuk menggunakan bahan bakar yang sesuai dengan spesifikasi yang dianjurkan. Tapi, masih banyak konsumen yang enggak mudeng.
Rasio kompresi mempengaruhi spesifikasi bahan bakar yang dipakai
Ambil contoh Yamaha V-ixion yang punya rasio kompresi 10,4 : 1. Em-Plus jadi ingat ucapan M. Abidin, GM Service & Motor Sport PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM). Ia kerap wanti-wanti kalau motor ini semestinya pakai BBM minimal beroktan RON 92.
Kalau pakai yang di bawah itu, resikonya akan muncul detonasi yang bisa membuat mesin gampang panas (overheat) dan performanya drop. Lama-lama akan bisa bikin mesin cepat rusak. Seperti yang pernah dialami Puguh Nuryanto, mekani Overtune di Cimanggis, Depok, Jawa Barat di motor balap bikinannya.
“Bukan cuma mesin cepat overheat, tapi bisa jebol. Bahkan ruang bakar bolong-bolong,” ujar Puguh sambil memperlihatkan sebuah head cylinder motor 2-Tak beberapa waktu lalu ke motorplus-online.com.
Detonasi akibat salah pakai BBM bisa bikin head bolong-bolong
Hal itu dibenarkan oleh Waljiyanto. “Memang dari segi harga, Premium lebih murah (karena masih disubsidi). Tapi, jika digunakan pada mesin yang punya rasio kompresi tinggi, akan timbul kerusakan pada mesin. Nantinya dari segi perawatan jatuhnya bisa lebih mahal,” katanya.
Ia pun lantas menjabarkan sebuah tabel kebutuhan BBM berdasarkan rasio kompresi mesin (silahkan lihat tabel). Untuk mesin rasio kompresi 9 : 1 saja minimal butuh bahan bakar beroktan 89, maksimal sampai RON 96. Sementara yang berasio 10 : 1, minimal pakai RON 92 dan maksimal RON 100.
Untuk RON 100, Pertamina kata Waljiyanto sudah punya Pertamax Racing. Tapi, baru dijual dalam bentuk kemasan isi 20 liter seharga Rp 1,2 juta, dan baru ada di SPBU tertentu. “Sementara untuk Pertamax dan Pertamax Plus, buat di daerah seperti di Sumatera, Kalimantan dan sebagai, kami sediakan juga dalam bentuk kemasan,” paparnya.

Untuk Pertamax kemasan, dijual mulai dari Rp 67.600 hingga Rp 258.300. Sementara Pertamax Plus mulai dari Rp 73.600 hingga Rp 282.300. (www.motorplus-online.com)

............................................


Awas mesin motor berkompresi tinggi..!!!?


Kalau ada yang berani taruhan motor yang biasa di pakai kompetisi  drag adu balap dengan motor standar harianku,aku berani bilang motor butut harianku lah yang akan nyampe duluan.tapi rute nya solo jakarta :-) wuihhh jauh amat :-) .
image
Pasti dalam hati anda, sombong banget nih si abang :-) .kenapa aku berani begitu.mari kita telusuri kesombongan si penulis :-) :-) .
Pada dasarnya motor yang digunakan kompetisi drag pasti mengalami perubahan yang sangat extreme pada mesin nya.misal menggunakan piston gede,stang seher panjang,kompresi tinggi,noken yang di seting ulang,kelep lebar dan masih banyak lagi.paling tidak mereka mengaplikasi kompresi 1:13 keatas.kemudian motor yang dimodif biasanya menggunakan sistem pendingin udara.
Nah dampak baik yang ditimbulkan mesin berkompresi tinggi memang sangat dahsyat,motor dapat melaju dengan gesit dan cepat
Tapi dampak buruknya juga nggak kalah heboh,yaitu motor bisa saja macet apabila di geber dengan jarak tempuh yang jauh,kenapa???
Karna motor yang biasa di modified untuk kompetisi drag cenderung lebih panas.karna panas yang berlebih memungkinkan komponen mesin dapat memuai dan dapat menimbulkan kemacetan pada komponen fital,terutama untuk seher dan ring seher(piston).
Apabila kedua komponen ini macet sudah bisa di tebak motor akan ogah berjalan.
tapi kenapa motor buat balap drag ko nggak macet.????
Coba anda perhatikan.motor drag di bunyikan saat setting dan saat akan mulai kompetisi.mereka nggak akan membunyikan terlalu lama kemudian paling jarak yang di tempuh di kisaran 200 an meter.kan nggak ada ajang drag dengan jarak yang 10 km… :-)
Jadi misal motor drag yang di gunakan buat kompetisi jarak 200 meter.kemudian buat jalan nonstop dari solo jakarta…pasti akan mengalami over heating.
Oke kita kembali ke motor harian…
Untuk motor harian sendiri rata2 kompresi yang di adopsi antara 1:7 hingga 1:11 kompresi ini cendrung aman buat harian,untuk mesin dengan kompresi diatas 1:10 biasanya para insinyur pabrikan memengaplikasi pendingin air (radiator) atau oil cooller.diatas dari itu sangat riskan.
Ciri-ciri motor dengan kompresi rendah biasa menggunakan sistem pendingin udara.biasanya perbandingan kompresi di kisaran 1:7 hingga diatas 1:10
Sedangkan  motor harian berkompresi tinggi biasanya menggunakan radiator. ada juga menggunakan oil cooller.
image
Jadi buat sobat…yang ingin menaikkan perbandingan kompresi pada motor hariannya aku saranin jangan menaikkan hingga 1:11 lebih buat motor dengan pendingin udara.karna sangat riskan macet akibat panas berlebih

Semoga bermanfaat…

No comments:

Post a Comment